BANDUNG – Pemilih muda di Jawa Barat khususnya Kota Bandung saat ini sudah lebih concern terhadap isu-isu sosial. Diantaranya adalah harga kebutuhan pokok yang mahal, susahnya mencari lapangan pekerjaan hingga kemiskinan.
Hal itu tampak dari survei yang dilakukan Indonesian Politics & Research Consulting pada 25 Juli-5 Agustus 2024. Dalam survei tersebut, responden menyoroti harga kebutuhan pokok yang mahal dengan persentase 30,5. Kemudian lapangan pekerjaan sulit (25,5 persen), pengangguran tinggi (10,4 persen), serta kemiskinan tinggi (5,4 persen).
Peneliti IPRC Fahmy Iss Wahyudi mengatakan, isu-isu soal kesejahteraan sosial ini harus diangkat oleh para kandidat gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat di Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024.
“Jadi para calon bisa memproduksi isu-isu yang relate dengan kondisi saat ini. Berdasarkan survei tadi, ternyata Gen Z dan Gen Y masih menempatkan persoalan harga kebutuhan pokok yang mahal, sulitnya mendapat lapangan pekerjaan menjadi sesuatu yang utama,” ujarnya, dalam rilis temuan survei bertajuk Peta Dukungan Kalangan Muda (Gen Y dan Gen Z) Jelang Pilgub 2024 di kawasan Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jumat (16/8/2024).
Fahmy menyebut, meski Ridwan Kamil masih memiliki elektabilitas tertinggi dalam survei tersebut. Namun dengan situasi politik yang ada sekarang ini, kondisi pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat mendatang bisa berubah. Salah seorang kandidat yang diprediksi bisa meraup ceruk yang ditinggalkan Ridwan Kamil adalah Ono Surono, bakal calon gubernur dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
“Meskipun saat ini suara Kang Ono berada di angka 6,4 persen, namun dengan RK yang hampir pasti ke Jakarta, akan ada sekitar 40 persen suara yang bisa diperebutkan pada Pilgub Jabar nanti,” tukasnya.
Maka itu, Fahmy menyarankan kepada para kandidat yang akan bertarung di Pilgub Jabar untuk menyampaikan program-program yang dapat menuntaskan persoalan di masyarakat. Dan semua itu, menurut dia, bisa dikemas dengan cara kekinian agar pemilih muda lebih tertarik.
“Selain kampanye door to door atau kampanye konvesional, para kandidat bisa memanfaatkan media sosial untuk meraih dukungan masyarakat, khususnya anak muda. Karena berdasarkan data, hampir 90 persen Gen Y dan Gen Z menggunakan internet dan memiliki media sosial. Para kandidat bisa mengemas program maupun visi misi dengan cara yang lebih menarik,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, anggota DPRD Kota Bandung dari PDI Perjuangan Andri Gunawan optimistis Ono Surono yang dipasangkan dengan bakal calon wakil gubernur dari Partai Kebangkitan Bangsa Acep Adang Ruhiyat bisa memenangkan kontestasi Pilkada Jawa Barat.
“Kami akan memberikan hal yang subtantif kepada masyarakat. Kami akan fokus terhadap persoalan yang dihadapi rakyat Jawa Barat saat ini, seperti harga sembako yang mahal, susah mencari pekerjaan, dan masalah sosial lainnya,” tegasnya.
Sedangkan politisi PKB yang juga anggota DPRD Jawa Barat terpilih Taufik Nurrohim menuturkan, hadirnya pasangan Ono Surono-Acep Adang Ruhiyat menjadikan iklim demokrasi di Tatar Pasundan lebih sehat. Hal itu lantaran warga Jawa Barat diberikan pilihan untuk menentukan siapa yang bakal memimpin mereka lima tahun kedepan.
“Pasangan Ono Surono-Acep Adang Ruhiyat ini mempresentasikan wilayah Pantura dan Priangan. Dan keduanya pasangan yang ideal karena perpaduan antara nasionalis dan religius,” ucapnya. (*)